Sabtu, 11 Mei 2013

Fungsi dan Manfaat Kamus


B.     Fungsi dan Manfaat Kamus.
Kamus merupakan buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut abjad berikut keterangan tentang makna, pemakaian dan terjemahannya. Berbeda dengan kamus, sebuah acuan yang memberikan uraian tentang berbagai cabang ilmu atau bidang ilmu tertentu dalam artikel-artikel terpisah, maka disebut ensiklopedi, sedangkan bila kata-kata tersebut tidak disusun secara alfabetis melainkan disusun atas dasar pengelompokan hiponim, sinonim dan antonim, maka disebut tesaurus.
Kamus berguna membantu para pemakai untuk mengenal kata-kata baru berikut maknanya. Selain menerangkan makna kata, kamus juga memuat cara-cara mengucapkan kata tersebut, menerangkan asal kata serta memberikan contoh-contoh penggunaannya dalam masyarakat. Sebagaimana dikatakan pula oleh Samuel Johnson, Bapak leksikografi Inggris, Penyusun Dictionary of the English Language (1755 ), bahwa fungsi kamus adalah memelihara kemurnian bahasa. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Noah Webster, bapak leksikografi Amerika, penyusun An American Dictionary of The English Language (1882). Sedangkan Dr. Hamid Shadik Qatibi memandang kata kamus merupakan sinonim dari kata mu’jam dan memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1.      Menemukan makna sebuah kata
2.      Menetapkan palafalan dan cara pengucapan
3.      Menetapkan ejaan
4.      Menelusuri asal asul sebuah kata
5.      Membedakan antara kata yang tak lazim dan tak terpakai serta menjelaskan kata-kata yang murni dan serapan
6.      Mengetahui sinonim dan antonym
7.      Penggunaan kata-kata sastra dan peribahasa
8.      Pengetahuan yang bersifat ensiklopedia.

Sama halnya dengan pendapat Qatibi tentang fungsi kamus diatas adalah pendapat Mukhtar Umar yang menyebutkan juga bahwa fungsi kamus yaitu untuk menerangkan cara menulis kata, labih-lebih bila huruf alfabet yang ditulis tidak mewakili sepenuhnya suara yang dilafalkan, disamping untuk menentukan fungsi morfologis sebuah kata dan penentuan stress (tekanan) saat pelafalan.
Kamus dapat memberikan kita ilmu pengetahuan dan kekayaan kosakasa suatu bahasa. Kamus juga memberikan kita mamfaat untuk mengetahui,
1.      Makna Kata, pada umumnya orang membuka kamus untuk mengetahui makna atau arti sebuah kata yang belum diketahuiinya atau yang masih meragukannya.
2.      Lafal Kata, menjelaskan lafal atau ucapan sebuah kata yang baku dan yang tidak baku.
3.      Ejaan kata, member petunjuk bagaimana ejaan yang benar dari setiap kata.
4.      Penyukuan kata, mengetahui cara pemenggalan sebuah kata atau suku kata
5.       Kebakuan kata, mengetahui penggunaan kata baku dan kata tidak baku.
6.       Informasi lain-lain, member informasi mengenai kata, asal-usul kata, kategori gramatikal kata, bidang pemakaian kata dan pilihan penggunaan kata.
7.      Sumber istilah, untuk mencari istilah-istilah penting ketika seseorang akan membuat suatu konsep dalam suatu bidang keilmuan.

Manfaat kamus yang dihasilkan secara langsung ialah:
1.      Menambah dan mengembangkan perbendaharaan kata
Tidak hanya kata per kata, melainkan juga kalimat, klausa, frasa, dan bahkan peribahasa.
2.      Merangsang 4 kemampuan utama bahasa Indonesia dan asing.
Saat menyaksikan film, meski tidak Anda sadari, Anda tengah mengasah 4 kemampuan utama dalam penguasaan bahasa asing setiap kali Anda memadukannya dengan membuat kamus sendiri: listening (menyimak pemilihan, pengucapan, dan intonasi kata-kata dari para pemeran film),writing (saat Anda menuliskan apa yang Anda simak — meski Anda tidak tahu cara pengejaan suatu istilah dengan tepat, otak Anda akan terangsang untuk mencari padanan ejaan yang sesuai), reading (saat Anda membaca kembali kata-kata yang sudah Anda tulis — menuliskan dan membaca kembali sesuatu yang Anda anggap penting mampu membuat Anda lebih mengingat dan memahami hal bersangkutan), dan speaking (saat Anda menggunakannya dalam percakapan nyata — atau paling tidak saat Anda melafalkannya). Keempat language skills tersebut, bila diterapkan secara nyata, berkaitan erat dengan rangsangan terhadap 3 linguistic skills (perbendaharaan kata/ vocabulary, tata bahasa/ grammar, pelafalan/ pronunciation).
3.      Membantu Anda dalam menulis
Bukan hanya bagi freelance writer, tetapi juga untuk freelancer di bidang lain. Selain lebih mempermudah Anda dalam membuat tulisan (bagifreelance writer), perbendaharaan kata yang kaya juga membantu Anda dalam berkomunikasi dengan klien maupun calon klien asing dengan tidak melulu menggunakan istilah yang sama dan monoton. Memang bukan jaminan langsung mendapatkan proyek, tapi setidaknya pihak terkait tidak akan bosan dengan istilah “I think” atau “I can” yang terus-menerus Anda tulis dan/atau ucapkan

C.     Kendala dan Tantangan terhadap Leksikografi
Dalam penyusunan kamus, melalui berbagai tahap sehingga menjadi sebuah kamu yang berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam tahap-tahap tersebut mengalami berbagai kendala atau masalah yang muncul yakni sebagai berikut :
1.      Kendala dari segi Tujuan Kamus
Kamus disusun bukan untuk bahan bacaan semata, melainkan untuk menambah pengetahuan yang sebelumnya belum pernah diketahui. Kamus ini ditujukan pada siapa dan seberapa besar ruang lingkupnya. Ruang lingkup tersebut terdiri dari  lema-lema yang dimuat, dan makna atau definisi yang terdapat dalam kamus. Sedangkan masalah yang dihadapi pada tahap ini adalah kerumitan dalam penyusunan kamus yang tidak terkonsep.
2.      Kendala dari segi Korpus Data
Korpus data menyangkut masalah substansi bahasa sumber, bahasa sasaran, dan ruang lingkup. Apabila bahasa sumbernya belum mempunya ragam bahasa tulis, dapat dilakukan dengan cara merekam bahasa tersebut dari pertuturan yang dilakukan oleh para penutur bahasa. Setelah perekaman tersebut selesai, maka langkah selanjutnya adalah mentranskipsikan kedalam bentuk bahasa tulis. Kesalahan dalam mengambil korpus data akan menyebabkan kamus yang disusun tidak mencapai sasaran, atau tidak berguna.
3.      Kendala dari segi Pengumpulan Data
Masalah dalam pengumpulan data, seperti penyusunan kamus ekabahasa bahasa Indonesia. Maka data yang diambil berupa kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, dan lain-lain. Selain masalah yang tersebut di atas terdapat juga masalah yakni adanya bentuk-bentuk berkenaan dengan variasi ucapan dan perbedaan ejaan.
4.      Kendala dari segi Lema dan Sublema
Lema atau entri dalam bahasa indonesia berupa morfem dasar, baik yang bebas ataupn yang terikat. Sedangkan sublema atau subentri berupa bentuk turunan, baik yang berimbuhan, yang berulang, maupun yang berkomposisi. Masalah lema dan sublema ini akan muncul jika akan disusun atau didaftarkan di dalam kamus.
5.      Kendala dari segi Masalah Makna
Dalam pemberian makna banyak masalah yang timbul seperti :
a.       Patokan yang menyatakan bahwa sebuah kata telah diberi makna atau definisi dengan jelas.
b.      Sukar memberi makna untuk kata kerja
c.       Banyak kata yang maknanya di satu tempat tidak sama dengan tmpat yang lain.
d.      Banyak kata yang maknanya telah berubah, baik meluas maupun menyempit.
6.      Kendala dari segi Label-label Informasi
a.       Menentukan kelas kata sebuah kata bahasa indonesia tidak mudah
b.       Kata-kata yang masih terasa asing dalam bahasa ilmiah perlu diberi keterangan mengenai asal-usul.
c.       Pemakaian kata-kata istilah harus jelas.

Banyak orang mengatakan bahwa dalam penyusunan kamus sangatlah gampang, namun pada buktinya bagi meraka yang ingin meyusun sebuah kamus harus memiliki ilmu pengetahuan dan wawasan yang luas.
Dalam penyusunan kamus hal yang paling menantang adalah kebosanan untuk penyusunannya karena kosakata sebuah bahasa tidak bias diperhitungkan bahkan melebihi dariu apa yang kita pikirkan. Bahkan seoarang ahlidalam penyusunan kamus mengatakan bahwa penyahat yang kompeten seharusnya tidak dikurang dalam senuah penjara dalam kurun waktu yang panjang hanya dengan berdiam diri saja tetapi apabila disuruh menyusun kamus merupakan seksaan yang paling mahadahsyat yang mampu membuat diri seseoarang terguncang.
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: P.T.Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2007. Leksikologi dan Leksikografi Indonesia. Jakarta: P.T.Rineka Cipta.


Lima, pandawa. 2011. Makalah leksikografi. http://genkpendawa.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar