Pariwisata,
Bahasa, dan Sastra
Tulisan
ini disajukan dalam rangka memenuhi Tugas Semester II mata pelajaran
Parawisata,
Bahasa, dan Sastra
Disusun
Toga
ParuhumSiregar – 120701002
DEPARTEMEN
SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS
SUMATRA UTARA
2013
PENGERTIAN PARIWISATA MENURUT PARA AHLI
1.
Menurut A.J.
Burkart dan S. Medik (1987), Pariwisata adalah perpindahan orang untuk
sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan diluar tempat dimana
mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal
di tempat-tempat tujuan itu.
2.
Menurut Hunziger
dan krapf dari swiss dalam Grundriss Der Allgemeinen Femderverkehrslehre,
menyatakan pariwisata adalah keserluruhan jaringan dan gejala-gejala yang
berkaitan dengan tinggalnya orang asing disuatu tempat dengan syarat orang
tersebut tidak melakukan suatu pekerjaan yang penting (Major Activity) yang
memberi keuntungan yang bersifat permanent maupun sementara.
3.
Menurut Prof. Salah
Wahab dalam Oka A Yoeti (1994, 116.). Pariwisata dalah suatu aktivitas manusia
yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara
orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri/ diluar negeri, meliputi pendiaman
orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang
beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh
pekerjaan tetap.
4.
Menurut
pendapat Anonymous (1986) Pariwisata adalah kegiatan seseorang
dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan perbedaan pada
waktu kunjungan dan motivasi kunjungan.
5.
Menurut
pendapat RG. Soekadijo (1997:8), Pariwisata ialah segala
kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan.
PENGERTIAN
SASTRA MENURUT PARA AHLI
1.
Mursal Esten (1978 : 9) Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta
artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat)
melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan
manusia (kemanusiaan).
2.
Semi (1988 : 8 ) Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif
yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai
mediumnya
3.
Panuti Sudjiman (1986
: 68) Sastra sebagai karya lisan atau tulisan
yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan,
keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
4.
Ahmad Badrun (1983 : 16) Kesusastraan adalah kegiatan seni yang mempergunakan bahasa
dan garis simbol-simbol lain sebagai alai, dan bersifat imajinatif.
5.
Engleton (1988 : 4) Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah
karya yang mencatatkan bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa
yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan,
dijadikan ganjil.
6.
Plato, Sastra
adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya
sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model
kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia
ide.
PENGERTIAN
BAHASA MENURUT PARA AHLI
1.
Pengertian Bahasa menurut (Depdiknas, 2005:
3)Bahasa
pada hakikatnya adalah ucapan pikiran dan perasan manusia secara teratur, yang
mempergunakan bunyi sebagai alatnya.
2.
Pengertian Bahasa menurut Harun Rasyid,
Mansyur & Suratno (2009: 126) bahasa merupakan struktur dan makna
yang bebas dari penggunanya, sebagai tanda yang menyimpulkan suatu tujuan.
3.
Bahasa menurut kamus besar Bahasa Indonesia
(Hasan Alwi, 2002: 88) bahasa berarti sistem lambang bunyi yang
arbitrer, yang digunakan oleh semua orang atau anggota masyarakat untuk
bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri dalam bentuk percakapan
yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun yang baik
BENTUK – BENTUK PARIWISATA
Setelah kita mempelajair dasar
pemikiran tentang konsep atau definisi pariwisata dan wisatawan, maka perlu
kiranya kita juga membicarakn tentang bentuk – bentuk wisata utnuk mendapatkan
gambaran yang lebih jelas mengenai industri ini. Bentuk – bentuk ini dapat
dibagai menurut katagori berikut ini :
- Menurut asal wisatawan
Pertama – tama perlu diketaui apakah asal
wisatawan dari dalam maupun dari luar negeri. Kalau asalnya dri dalam negeri
sendiri berarti bahwa sang wisatawan ini hanya pindah tempat sementara di dalam
lingkungan wilayah negerinya sendiri selama ia mengadakan perjalanan, maka ini
dinamakan pariwisata domestik. Sedangkan kalau ia darang dri lura negeri
dinamakan pariwisata Internasional.
- Menurut akibatnya terhadap neraca pembayaran
Kedatangan wisatawan dari luar negeri adalah membawa
mata uang asing. Pemasukan valuta asing ini berarti memberi efek positif
terhadap neraca pembayaran luar negeri suatu negara yang dikunjungi wisatwan,
ini disebut pariwisata akktif. Sedangkan kepergian seorang warganegara ke
luar negeri memberikan efek negatif terhadap neraca pembayaran luar negri negaranya,
ini disebut pariwisata pasif.
- Menurut jangka waktu
Kedatangan seorang wisatawan di suatu tempat atau
negara diperhitungkan pula menurut waktu lamanya ia tinggal di tempat atau
negara yang bersangkutan. Hal ini menimbulkan istilah pariwisata jangka pendek
dan pariwisata jangka panjang, yang mana tergantung pada ketentuan – ketentuan
yang diberlakukan oleh suatu negara untuk mengukur panjang atau pendeknya waktu
yang dimaksud.
- Menurut Jumlah Wisatawan
Perbedaan ini diperhitungkan atas jumlah wisatwan
yang datang, apakah wisatwan itu datang sendiri, atau dalam suatau rombongan.
Maka timbulah istilah pariwisata tunggal dan pariwisata rombongan.
- Menurut alat angkut yang dipergunakan
Kategori ini dapat dibagi menjadi pariwisata udara,
pariwisata laut, pariwisatakereta api dan mobil, tergantung apakah sang
wisatwan tiba dengan pesawat udara, kapal laut, kereta api, atau mobil.
JENIS – JENIS PARIWISATA
1. Wisata Budaya.
Ini dimaksudkan dengan perjalanan yang dilakukan
atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan
kunjungan atau peninjauan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari
keadaan rakyat, kebiasaan, dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka budaya,
dan seni mereka. Sering perjalanan seperti ini disatukan dengan kesempatan –
kesempatan mengambil bagian dalam kegiatan – kegiatan budaya, seperti eksposisi
seni (seni tari, drama, musik, dan seni suara) atau kegiatan yang bermotif
kesejarahan dan sebagainya. Budaya akan sangat berkembang erat dengan sastra
wilayah itu sendiri. Bila dikaitkan dengan bahasa
2. Wisata Kesehatan.
Hal ini dimaksudkan dengan perjalanan seorang
wisatawan dengan tujuan untuk meninggalkan keadaan lingkungan tempat sehari –
hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat dalam arti jasmani dan
rohani dengan mengunjungi tempat peristirahatan seperti mata air panas yang
mengandung mineral yang dapat menyembuhkan, tempat yang mempunyai iklim udara
menyehatkan atau tempat – tempat yang menyediakan fasilitas – fasilitas
kesehatan lainnya.
3. Wisata Olahraga
Ini dimaksudkan dengan wisatwan – wisatwan yang melakukan
perjalanan dengan tujuan berolah raga atau menghadiri pesta olahraga di
suatu tempat atau suatu negara seperti : Aisan Games, Olympiade, Thomas Cup,
Uber Cup, dan lain – lain. Olah raga lain yang tidak termasuk dalam pesta
olahraga atau games misalnya : berburu, memancing, berenang, dan berbagai
cabang olehraga di ddlam air atau di atas pegunungan.
4. Wisata Komersial.
Yang termasuk dalam wisata komersial ini adalah
mengunjungi pameran – pameran dan pekan raya yang bersifat komersial seperti
pameran industri, pameran dagang, dan sebagainya. Pada mulanya banyak orang
berpendapat bahwa hal ini tidak dapat digolongkan dalam dunia kepariwisataan
dengan alasan bahwa kegiatan perjalanan untuk pameran atau pekan raya ini
hanya dilakukan oleh orang – orang yang khusus mempunyai urusan bisnis. Tetapi
dalam kenyataannya pada dewasa ini dimana pameran atau pekan raya banyak sekali
dikunjungi oleh orang – orang kebanyakan dengan tujuan ingin melihat – lihat
yang membutuhkan fasilitas akomodasi dan transportasi. Dis amping itu dalam
pekan araya atau pameran biasanya dimeriahkan dengan berbagai atraksi atau
pertunjukasn kesenian. Itulah sebabnya wisata komersial ini menjadi kenyataan
yang sangat menarik dan menyebabkan kaum pengusaha angkutan dan akomodasi
membuat rancangan – rancangan istimewa untuk keperluan tersebut.
5. Wisata Industri
Wisata industri ini erat hubungannya dengan
perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiwa, atau orang –
orang awam ke suatu kompleks atau daerh perindustrian dimana terdapat pabrik –
pabrik atau bengkel – bengkel besar dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan
penelitian atau peninjauan. Jenis kegiatan ini banyak dilakukan di negara –
negara maju dimana masyarakat memiliki kesempatan untuk mengadakan keunjungan
ke daerah – daerh atau kompleks pabrik industri.
6. Wisata Politik.
Jenis wisata ini meliputi perjalanan yang dilakuka
untuk mengunjungi atau mengambil bagian dalam peristiwa kegiatan politik
misalnya perayaan 17 Agudtud di Jakarta, perayaan 10 Oktober di Moskow penobatan
Ratu Inggris di London dan sebagainya. Biasanya fasilitas akomodasi, dan
transportasi serta berbagai atrakasi diadakan secara meriah bagi para
pengunjung. Disamping itu yang termasuk dalam kegiatan wisata politi adalah
peristiwa – peristiwa penting seperti : konfrensi, musyawarah, kongres, atau
konvensi politik yang selalu disertai dengan kegiatan darmawisata.
7. Wisata konvensi
Berbagai negara dewasa ini membangun wisata konvensi
dengan menyediakan fasilitas bangunan dengan ruangan – ruangan tempat bersidang
bagi para peserta suatu konfrensi, musyawarah, konvensi, atau pertemuan lainnya
baik yang bersifat nasional maupun Internasional. Misalnya di Jerman Barat
memiliki International Congress Center di Berlin, filipina
mempunyai Philippine International convention Center (PICC) di
Manila, Indonesia memiliki Balai Sidang Senayan di Jakarta untuk
penyelenggaraan sidang – sidang pertemuan yang besar dengan perlengkapan yang
modern.
8. Wisata sosial
Yang dimaksud dengan wisata ini adalah
pengorganisasian suatu perjalanan yang murah dan mudah untuk memberi kesempatan
kepada masyarakat ekonomi lemah untuk mengadakan perjalanan, seperti misalnya
kamum buruh, pemuda, pelajar, mahasiswa, petani, dan sebagainya.Organisasi ini
berusaha untuk membantu mereka yang mempunyai kemampuan terbatas dari segi
finansial untuk dapat memanfaatkan waktu libur atau cuti sehingga dapat
menambah pengalaman dan memeperbaiki kesehatan jasmaniah dan mental mereka.
9. Wisata Pertanian
Seperti halnya wisata industri, wisata pertanian ini
adalah pengorganisasian perjalanan yang dilakukan ke proyek – proyek pertanian,
perkebuinann, ladang pembibitan, dan seabgainya dimana wisatawan dapat
mengadakan kunjungan dan peninjauan untuk tujuan studi maupun untuk sekedar
menikmati aneka macam tanaman.
10. Wisata maritim (bahari)
Jenis wisata ini biasanya dikaitkan dengan kegiatan
oleh raga di air, danau, pantai, teluk, dan laut. Misalnya : memancing,
berlayar, menyelem sambil melakukan pemotretaan, kompetisi
berselancar, mendayung, berkeliling melihat – lihat taman laut dengan
pemandangan yang indah.
11. Wisata Cagar Alam
Untuk jenis wisata ini biasanya diselenggarakan oleh
agen atau biro perjalanan yang mengkhusukan usaha – usaha dengan jalan mengatur
wisata ke tempat atau daerh cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan,
dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang – undang. Wisata ini
banyak dikaitkan dengan kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara
pegunungan, keajaiban hidup binatang dan marga satwa yang langka serta tumbuh –
tumbuhan yang jarang ditemukan di tempat lain.
12. Wisata Buru
Jenis wisata ini banyak dilakukan di negeri – negeri
yang banyak memiliki daerah atau hutan berburu yang diperbolehkan oleh
pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro perjalanan. Wisata buru
ini diatur dalam bentuk safri buru ke daerah hutan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah. Seperti di Afrika berburu gajah, singa, jerapaaah, dan sebagainya.
Di Indonesia pemerintah membuka wisata buru untuk daerah Baluran di Jawa Timur
dimana wiatwan boleh menembak banteng dan babi hutan.
13. Wisata Pilgrim
Jenis wisata ini sedikit banyak dikaitkan dengan
agama, sejarah, adat istiiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam
masyarakat. Wisata pilgrim banyak di lakukan oleh perorangan atau rombongan ke
tempat –tempat suci, ke makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke
bukit atau pegunungan yang dianggap keramat. Wisata pilgrim ini banyak
dihubungkan dengan niat atau hasrat sang wisatawan untuk memperoleh restu ,
kekuatan batin, keteguhan iman, dan tidak jarang untuk memperoleh berkah dan
kekayaan yang melimpah. Misalnya : orang – orang Khatolik melakukan wisata
pilgrim ini ke istana Vatikan di roma, orang – orang Islam ke tanah suci, orang
– orang Budha ke tempat – tempat suci di India, Nepal, tibet dan sebagainya. Di
tanah air kita banyak tempat – tempat suci atau keramat yang
dikunjungi umat – umat agama tertentu misalnya Candi borobudur, Prambanan, Pura
Besakih di Bali, Sendang Sono di Jawa tengah, Makan Wali Songo, Makan Bung
Karno, dan sebagainya.
Parawisasta,
Sastra, dan Bahasa
Perkembangan pariwisata akan memberikan efek terhadap kehidupan masyarakat setempat. Efek itu mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, baik itu sosial, ekonomi, budaya, relegi, dan juga lingkungan. Luasnya pengaruh perkembangan pariwisata terhadap aspek kehidupan dapat dikaji secara mandiri. Misalnya, pengaruh terhadap bidang sosial, pengaruh terhadap bidang ekonomi, atau pengaruh terhadap bidang kebudayaan.
Perkembangan pariwisata akan memberikan efek terhadap kehidupan masyarakat setempat. Efek itu mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, baik itu sosial, ekonomi, budaya, relegi, dan juga lingkungan. Luasnya pengaruh perkembangan pariwisata terhadap aspek kehidupan dapat dikaji secara mandiri. Misalnya, pengaruh terhadap bidang sosial, pengaruh terhadap bidang ekonomi, atau pengaruh terhadap bidang kebudayaan.
Sehubungan
dengan hal itu dalam kesempatan ini yang dibahas adalah pengaruh perkembangan
pariwisata terhadap Bahasa Indonesia yang merupakan bagian dari kebudayaan
nasional Indonesia. Pengaruh ini apabila ditinjau dari politik bahasa nasional
yang mengatur pengembangan dan pembinaan Bahasa Indonesia dapat dilihat dari
dua sisi, yaitu pengaruh yang bersifat positif dan pengaruh yang bersifat
negatif.
Pengaruh
yang bersifat positif artinya perkembangan pariwisata di Indonesia dapat
membantu membina dan mengembangkan bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa
nasional maupun sebagai bahasa negara. Pengaruh positif ini dapat dilihat dari
data berupa munculnya kata-kata dan istilah yang berhubungan dengan
kepariwisataan. Artinya, perkembangan pariwisata sudah nyata dapat memperkaya
khasanah perbendaharaan kata dan istilah dalam Bahasa Indonesia.
Berikut
ini adalah contoh kata dan istilah yang digunakan dalam bahasa Indonesia yang
berhubungan dengan kepariwisataan, yaitu: agrowisata, apartemen, awak kabin,
bandara, bar, bartender, brosur, Usaha Perjalanan Wisata, kargo, souvenir,
reservasi, Diparda, destinasi, objek wisata, daerah tujuan wisata, ekowisata,
embarkasi, hotel, reservasi, restoran, jasa boga, kepariwisataan, paspor,
devisa, visa, pelancong, pramusaji, pramuwisata, prasmanan, bufe, sadar wisata,
sapta pesona, tata graha, tour, wisatawan, paket wisata, wisatawan domestik
(wisdom), dan wisatawan mancanegara.
Di
samping dapat memperkaya khasanah kosa kata dan istilah, dampak positif
perkembangan pariwisata terhadap Bahasa Indonesia juga ditemukan dalam fungsi
bahasa Indonesia sebagai alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam hal
ini, saat ini sudah banyak buku tentang pariwisata yang disajikan dengan Bahasa
Indonesia. Ini artinya, Bahasa Indonesia telah digunakan sebagai sarana dalam
mengembangkan ilmu pariwisata. Dengan demikian masyarakat akan lebih mudah
memahami pariwisata dan sekaligus membantu memasyarakatkan kepariwisataan di
kalangan masyarakat.
Positif
dan negatif adalah dua sisi yang tak terpisahkan seperti dua sisi mata uang.
Demikian juga dalam pengembangan pariwisata di Indonesia di samping berdampak
positif terhadap Bahasa Indonesia juga ada pengaruh negatifnya. Pengaruh
negatif yang dimaksudkan di sini lebih ditekankan pada masalah belum maksimalnya
fungsi bahasa Indonesia sebagai pengungkap produk-produk industri pariwisata.
Parawisata
dan sastra juga merupakan satuan yang dapat dikemas dan dikaitkan. Suatu ojek
wisata akan selalu berkaitan dengan suatu cerita pula. Parawisata tidak dapat
lepas dari sastra, karena satra adalah suatu jembatan untuk mengembvangkan
parawisata itu dengan kata lain sastra adalah bagian yang digunakan untuk
memperkenalkan suatu objek wisata dengna berbagai macam kabar ceritanya
Sumnber
referensi