B.
Fungsi dan Manfaat Kamus.
Kamus
merupakan buku acuan yang memuat kata dan ungkapan, biasanya disusun menurut
abjad berikut keterangan tentang makna, pemakaian dan terjemahannya. Berbeda
dengan kamus, sebuah acuan yang memberikan uraian tentang berbagai cabang ilmu
atau bidang ilmu tertentu dalam artikel-artikel terpisah, maka disebut
ensiklopedi, sedangkan bila kata-kata tersebut tidak disusun secara alfabetis
melainkan disusun atas dasar pengelompokan hiponim, sinonim dan antonim, maka
disebut tesaurus.
Kamus
berguna membantu para pemakai untuk mengenal kata-kata baru berikut maknanya.
Selain menerangkan makna kata, kamus juga memuat cara-cara mengucapkan kata
tersebut, menerangkan asal kata serta memberikan contoh-contoh penggunaannya
dalam masyarakat. Sebagaimana dikatakan pula oleh Samuel Johnson, Bapak
leksikografi Inggris, Penyusun Dictionary of the English Language (1755 ),
bahwa fungsi kamus adalah memelihara kemurnian bahasa. Pendapat yang sama juga
dikemukakan oleh Noah Webster, bapak leksikografi Amerika, penyusun An American
Dictionary of The English Language (1882). Sedangkan Dr. Hamid Shadik Qatibi
memandang kata kamus merupakan sinonim dari kata mu’jam dan memiliki
fungsi-fungsi sebagai berikut:
1. Menemukan
makna sebuah kata
2. Menetapkan
palafalan dan cara pengucapan
3. Menetapkan
ejaan
4. Menelusuri
asal asul sebuah kata
5. Membedakan
antara kata yang tak lazim dan tak terpakai serta menjelaskan kata-kata yang
murni dan serapan
6. Mengetahui
sinonim dan antonym
7. Penggunaan
kata-kata sastra dan peribahasa
8. Pengetahuan
yang bersifat ensiklopedia.
Sama
halnya dengan pendapat Qatibi tentang fungsi kamus diatas adalah pendapat
Mukhtar Umar yang menyebutkan juga bahwa fungsi kamus yaitu untuk menerangkan
cara menulis kata, labih-lebih bila huruf alfabet yang ditulis tidak mewakili
sepenuhnya suara yang dilafalkan, disamping untuk menentukan fungsi morfologis
sebuah kata dan penentuan stress (tekanan) saat pelafalan.
Kamus
dapat memberikan kita ilmu pengetahuan dan kekayaan kosakasa suatu bahasa.
Kamus juga memberikan kita mamfaat untuk mengetahui,
1. Makna
Kata, pada umumnya orang membuka kamus untuk mengetahui makna atau arti sebuah
kata yang belum diketahuiinya atau yang masih meragukannya.
2. Lafal
Kata, menjelaskan lafal atau ucapan sebuah kata yang baku dan yang tidak baku.
3. Ejaan
kata, member petunjuk bagaimana ejaan yang benar dari setiap kata.
4. Penyukuan
kata, mengetahui cara pemenggalan sebuah kata atau suku kata
5. Kebakuan kata, mengetahui penggunaan
kata baku dan kata tidak baku.
6. Informasi lain-lain, member informasi
mengenai kata, asal-usul kata, kategori gramatikal kata, bidang pemakaian kata
dan pilihan penggunaan kata.
7. Sumber
istilah, untuk mencari istilah-istilah penting ketika seseorang akan membuat
suatu konsep dalam suatu bidang keilmuan.
Manfaat kamus
yang dihasilkan secara langsung ialah:
1. Menambah
dan mengembangkan perbendaharaan kata
Tidak
hanya kata per kata, melainkan juga kalimat, klausa, frasa, dan bahkan
peribahasa.
2.
Merangsang 4 kemampuan utama
bahasa Indonesia dan asing.
Saat
menyaksikan film, meski tidak Anda sadari, Anda tengah mengasah 4 kemampuan utama
dalam penguasaan bahasa asing setiap kali Anda memadukannya dengan membuat
kamus sendiri: listening (menyimak
pemilihan, pengucapan, dan intonasi kata-kata dari para pemeran film),writing (saat Anda
menuliskan apa yang Anda simak — meski Anda tidak tahu cara pengejaan suatu
istilah dengan tepat, otak Anda akan terangsang untuk mencari padanan ejaan
yang sesuai), reading (saat
Anda membaca kembali kata-kata yang sudah Anda tulis — menuliskan dan membaca
kembali sesuatu yang Anda anggap penting mampu membuat Anda lebih mengingat dan
memahami hal bersangkutan), dan speaking (saat Anda menggunakannya dalam percakapan
nyata — atau paling tidak saat Anda melafalkannya). Keempat language
skills tersebut, bila diterapkan secara nyata, berkaitan erat dengan
rangsangan terhadap 3 linguistic skills (perbendaharaan kata/ vocabulary,
tata bahasa/ grammar, pelafalan/ pronunciation).
3. Membantu
Anda dalam menulis
Bukan
hanya bagi freelance writer, tetapi juga untuk freelancer di
bidang lain. Selain lebih mempermudah Anda dalam membuat tulisan (bagifreelance
writer), perbendaharaan kata yang kaya juga membantu Anda dalam
berkomunikasi dengan klien maupun calon klien asing dengan tidak melulu
menggunakan istilah yang sama dan monoton. Memang bukan jaminan langsung
mendapatkan proyek, tapi setidaknya pihak terkait tidak akan bosan dengan
istilah “I think” atau “I can” yang terus-menerus Anda tulis
dan/atau ucapkan
C.
Kendala dan Tantangan terhadap Leksikografi
Dalam penyusunan kamus, melalui berbagai
tahap sehingga menjadi sebuah kamu yang berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam
tahap-tahap tersebut mengalami berbagai kendala atau masalah yang muncul yakni
sebagai berikut :
1. Kendala dari segi Tujuan Kamus
Kamus disusun bukan untuk
bahan bacaan semata, melainkan untuk menambah pengetahuan yang sebelumnya belum
pernah diketahui. Kamus ini ditujukan pada siapa dan seberapa besar ruang
lingkupnya. Ruang lingkup tersebut terdiri dari lema-lema yang dimuat,
dan makna atau definisi yang terdapat dalam kamus. Sedangkan masalah yang
dihadapi pada tahap ini adalah kerumitan dalam penyusunan kamus yang tidak
terkonsep.
2. Kendala dari segi Korpus Data
Korpus data menyangkut
masalah substansi bahasa sumber, bahasa sasaran, dan ruang lingkup. Apabila
bahasa sumbernya belum mempunya ragam bahasa tulis, dapat dilakukan dengan cara
merekam bahasa tersebut dari pertuturan yang dilakukan oleh para penutur
bahasa. Setelah perekaman tersebut selesai, maka langkah selanjutnya adalah
mentranskipsikan kedalam bentuk bahasa tulis. Kesalahan dalam mengambil korpus
data akan menyebabkan kamus yang disusun tidak mencapai sasaran, atau tidak
berguna.
3. Kendala dari segi Pengumpulan Data
Masalah dalam pengumpulan
data, seperti penyusunan kamus ekabahasa bahasa Indonesia. Maka data yang
diambil berupa kata dasar, kata berimbuhan, kata ulang, dan lain-lain. Selain
masalah yang tersebut di atas terdapat juga masalah yakni adanya bentuk-bentuk
berkenaan dengan variasi ucapan dan perbedaan ejaan.
4. Kendala dari segi Lema dan Sublema
Lema atau entri dalam
bahasa indonesia berupa morfem dasar, baik yang bebas ataupn yang terikat.
Sedangkan sublema atau subentri berupa bentuk turunan, baik yang berimbuhan,
yang berulang, maupun yang berkomposisi. Masalah lema dan sublema ini akan
muncul jika akan disusun atau didaftarkan di dalam kamus.
5. Kendala dari segi Masalah Makna
Dalam pemberian makna banyak masalah yang
timbul seperti :
a. Patokan yang menyatakan bahwa sebuah kata
telah diberi makna atau definisi dengan jelas.
b. Sukar memberi makna untuk kata kerja
c. Banyak kata yang maknanya di satu tempat
tidak sama dengan tmpat yang lain.
d. Banyak kata yang maknanya telah berubah,
baik meluas maupun menyempit.
6. Kendala dari segi Label-label Informasi
a. Menentukan kelas kata sebuah kata bahasa
indonesia tidak mudah
b. Kata-kata yang masih terasa asing dalam bahasa ilmiah perlu diberi
keterangan mengenai asal-usul.
c. Pemakaian kata-kata istilah harus jelas.
Banyak
orang mengatakan bahwa dalam penyusunan kamus sangatlah gampang, namun pada buktinya
bagi meraka yang ingin meyusun sebuah kamus harus memiliki ilmu pengetahuan dan
wawasan yang luas.
Dalam
penyusunan kamus hal yang paling menantang adalah kebosanan untuk penyusunannya
karena kosakata sebuah bahasa tidak bias diperhitungkan bahkan melebihi dariu
apa yang kita pikirkan. Bahkan seoarang ahlidalam penyusunan kamus mengatakan
bahwa penyahat yang kompeten seharusnya tidak dikurang dalam senuah penjara
dalam kurun waktu yang panjang hanya dengan berdiam diri saja tetapi apabila
disuruh menyusun kamus merupakan seksaan yang paling mahadahsyat yang mampu
membuat diri seseoarang terguncang.
Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: P.T.Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2007. Leksikologi dan Leksikografi Indonesia. Jakarta: P.T.Rineka Cipta.
Ismail, Fitria Aprilia. 2011. Sejarah Perkamusan di Indonesia. http://fitriaapriliaismail.blogspot.com
Lima,
pandawa. 2011. Makalah leksikografi. http://genkpendawa.blogspot.com